Kamis, 15 September 2011

Mengapa Anda tidak Kaya kaya ?

Mengapa Anda Tidak Kaya-kaya ?
Seringkali kita hanya menyalahkan diri sendiri karena kurang beruntung, pada saat melihat orang lain menaiki mobil mewah.
Anda memikirkan betapa buruknya keadaan anda, sehingga serasa tidak ada peluang sedikitpun untuk hidup lebih layak dibandingkan orang lain.
Boleh jadi, terlintas dalam pikiran kita cara2 yang mudah untuk bisa kaya, seandainya bisa membobol uang di ATM bank,menghayalkan orang lain salah kirim uang milyaran masuk ke dalam rekening kita, atau memiliki akses dengan bank ghaib untuk menerima kiriman uang berapapun
Dengan berkhayal, keadaan tidaklah mengalami perubahan.
Apa yang membuat kita menjadi kaya? Apa yang dilakukan orang kaya dan yang tidak dilakukan orang miskin ?


1. Pengeluaran Anda melebihi Pendapatan Anda
Anda tidak memiliki uang untuk membayar tanggungan hidup dan tunggakan hutang anda, bisa berarti anda membelanjakan uang melebihi pendapatan anda. Kebanyakan dari kita menghabiskan seluruh uang yang kita punya, kita berfokus pada pengeluaran melupakan pendapatan yang harus kita tambahkan.Anda tidak bisa membedakan pengeluaran yang layak dan tidak layak untuk dibayar. Walaupun kita tahu menabung itu penting, tetapi serasa tidak mampu untuk mengatasi gairah kita untuk membeli ini dan itu.
Kita perlu merubah kebiasaan kita pada saat memegang uang.Biarlah uang mengendap sehari, seperti kata orang2 bijak dari Negara China. Karena emosi terhadap uang yang membuatnya cepat habis.
Jauhi lingkungan teman2 yang mendorong anda untuk membeli keperluan yang tidak penting. Milikilah tekad untuk menahan kesenangan anda saat memegang uang.
2. Anda tidak pernah belajar menyimpan uang
90% manusia di dunia tidak memiliki tabungan, tidak memiliki rekening simpanan uang tetapi yang ada cuma rekening titipan berisi uang untuk diambil beberapa hari kemudian.
Lihatlah data history tabungan anda 5 tahun terakhir, berapa jumlah uang yang berhasil anda pertahankan untuk tidak diambil ?
Mengapa anda tidak mencoba untuk menahan kesenangan hari ini, agar anda memiliki pilihan untuk bisa memiliki simpanan uang nanti?
Disinilah awal mula problem anda.
Hal ini berhubungan dengan definisi anda mengenai konsep kesenangan. Karena beberapa kesenangan tidak semuanya gratis, kebanyakan membutuhkan uang untuk menikmatinya.Anda bisa memilih senang untuk menyimpan atau senang untuk mengeluarkan.Definisi anda mempengaruhi level kemakmuran anda.
Berhentilah menjadikan diri anda korban yang digilas oleh kebiasaan anda sendiri, karena hanya Anda lah yang dapat menghentikannya.Janganlah menunggu saat yang tepat, mulailah dari sekarang, setahap demi setahap, seminggu demi seminggu.
3. Anda menggunakan kartu kredit yang tidak bisa anda lunasi
Konsep membayar tagihan minimum , sesungguhnya sangat menguntungkan pihak penerbit kartu kredit dan merugikan anda sendiri.Masalahnya adalah karena dananya tidak cukup untuk melunasi pokok hutang maka anda membayar tagihan minimum.semakin sering anda membayar tagihan minimum semakin besar jumlah uang yang harus anda bayarkan, dan ini akan menguras emosi anda dalam mengelola keuangan
4. Anda tidak pernah membuat anggaran belanja
5. Anda tidak berani untuk mempertimbangkan langkah menambah pendapatan
6. Anda tidak memiliki asset, hanya pekerjaan dan tabungan

Senin, 05 September 2011

Belajar dari Curut - Mental Pengusaha

Hari ini saya dapat pelajaran kecil. Saat hendak memarkir kendaraan, saya melihat seekor tikus kecil (orang Jawa menyebutnya curut) berlari di depan kendaraan saya. Tikus kecil sebesar kepalan tangan anak balita itu konon tak bisa melihat, hanya bisa mengendus. Karena itu, saat berlari, ia menabrak banyak benda di depannya. Bahkan, saking cepatnya berlari, kadang ia jatuh hingga terjungkal.

Sejenak, saya perhatikan tingkah tikus itu. Ternyata, setelah terjungkal, tikus itu berhenti sejenak. Saya mengira, tikus itu akan lebih berhati-hati. Ternyata tidak! Tikus itu tetap lari dengan cepat sambil seperti mengendus-endus. Kali ini, ia mencoba mencari jalan lain. Hal yang sama terjadi, ia menabrak tembok pembatas, dan kembali terjungkal. Perlahan, ia bangkit. Dan, tak lama, ia berlari lagi. Kali ini baru saya tahu, ia berlari menuju seonggok tulang kecil yang masih ada sisa dagingnya. Begitu sampai, daging dan tulang itu dikeratnya dan dibawa lari menghilang dari pandangan saya.

Saya termenung sejenak. Ingatan saya langsung terbawa pada memori tentang orang-orang sukses dan beberapa relasi saya. Banyak dari pengusaha sukses yang saya kenal sering mengisahkan betapa berat perjuangan mereka semasa merintis usaha. Barangkali, sudah tak terhitung lagi berapa kali mereka " terjungkal " saat menghantam " tembok penghalang". Beberapa orang yang sangat sukses, menurut ukuran saya - karena ukuran sukses tiap orang selalu berbeda - adalah mereka yang tak takut terjungkal berkali-kali, bahkan dengan sakit yang amat sangat, namun bisa dengan tegar segera bangkit lagi.

Tak jarang, orang-orang seperti ini seringkali harus berjuang dari angka yang bahkan minus, alias meninggalkan utang. Berat memang, risiko untuk jadi pengusaha. Namun, bukankah setiap pekerjaan pasti mempunyai risikonya sendiri-sendiri? Layaknya si tikus yang sudah mengalami jatuh dan terjungkal, ia pun tetap berusaha mencapai tulang yang diingininya. Inilah mental yang saya kira perlu kita miliki, jika ingin sukses dalam hidup ini.

Sebagai pengusaha, calon pengusaha, atau mereka yang merasa sudah pernah gagal berwirausaha, hal-hal semacam ini harusnya sudah disadari sejak awal. Jika binatang kecil tak berdaya (buta) seperti tikus pun bisa hidup dengan semangat "berburu", maka sudah seharusnya kita pun demikian adanya.

Ada seorang relasi saya yang mengalami kegagalan dalam usaha yang dirintisnya. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya cukup besar. Sebut saja namanya Omi. Dalam bayangan banyak orang, kemungkinan Omi akan mencari alternatif usaha lain jika ingin berwirausaha lagi. Sebab, ia memang kurang menguasai jenis usaha yang membuatnya merugi itu sebelumnya. Tapi, perkiraan itu ternyata salah! Omi justru membuka usaha yang sama lagi, meski di tempat yang berbeda. Ia juga menambah beberapa layanan yang membuat usaha itu makin komplit. Kali ini, kenekadan dia membuahkan hasil yang sangat gemilang.

Saat ini, bahkan ia telah membuka cabang kelima dari usaha tersebut. Saat saya bertanya kepadanya, apa yang membuatnya memutuskan menekuni bidang yang sama, meski sudah gagal total sebelumya, Omi menjawab dengen enteng. "Siapa bilang saya gagal? Saya sedang belajar kok, dan memang, investasinya cukup mahal. Tapi terbukti, dengan kegagalan saya yang pertama, saya justru jadi mampu mengendus banyak peluang lain untuk mendukung tumbuh kembang usaha saya," tukasnya tanpa nada mengada-ada. Omi yang tadinya "buta", setelah terjungkal, akhirnya menemukan "makanan" yang dicarinya.

Saya memang tak menganjurkan nekad sebagai pilihan untuk menerjuni dunia usaha. Jika Anda "buta" sama sekali, akan lebih baik jika Anda mengendus peluang yang terdekat dengan Anda dulu. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah menapaki jalur wirausaha dengan melihat kemampuan Anda. Yang ingin saya sampaikan, adalah jika kita ingin memantapkan diri di bidang entrepreneurship, kita harus benar-benar mematangkan mental kita. Kita harus siap terjungkal, jatuh, jumpalitan, gagal, tapi lantas segera bangun dan berlari kembali. Kalau si tikus kecil berani, bagaimana dengan Anda?
inspirasi dari guru virtual

Tips Memperbaiki Hubungan Retak



TIPS MEMPERBAIKI HUBUNGAN YANG RETAK

Dalam kehidupan selalu saja ada teman, saudara, kerabat kita yang sekarang bermusuhan dengan kita.
Padahal dulunya mereka berhubungan baik dengan kita. Karena di suatu saat, entah sebuah kejadian kecil atau sebuah pertengkaran, tiba-tiba mereka menjadi tidak berhubungan lagi. Menjauh dari kita.
Menelpon tidak, berkirim sms tidak.
Bahkan kalau ketemu di jalan, seolah-olah tidak kenal.
Padahal dulunya kita berhubungan baik sekali.

Berikut ada tips dari pembicara seminar Nasional yang bisa dipraktekkan.

Sebuah usaha yang mungkin berguna bagi anda, kebahagiaan dan kesuksesan anda di masa mendatang.

Bila anda memiliki saudara, teman, kerabat yang dulunya baik, tapi karena sesuatu hal atau kejadian yang membuat kesalahan, bisa karena dia atau anda, lalu menjadi renggang hubungan. Bisa jadi hal itu karena kesalahpahaman, ketidakmengertian, kurangnya komunikasi sehingga dia tiba-tiba tidak mau bicara dengan kita.

Kalau memang kejadiannya seperti ini,
Tahap 1
Cobalah diam sejenak dan bayangkanlah orang itu.
Tahap 2
Kenanglah kebaikan dia dulu. Saat-saat manis yang anda lakukan bersama. Ingatlah saat dia menolong anda dalam kesulitan. Atau hal-hal yang baik yang terjadi di antara anda.
Tahap 3
Lalu anda pikirkan bagaimana sampai terjadi putus hubungan. Saat anda tidak lagi bersahabat.
Tahap 4
Coba dipertimbangkan besarnya kesalahan, mungkin cuma kecil yang bisa dilupakan.
Tahap 5
Telponlah dia. Telpon saja. Tidak usah susah-susah ketemu.

Ketika telpon anda bilang,
"Halo … saya ini bla..bla.. Lama kita tidak ketemu ya. Maaf, saya cuma telpon sebentar saja. Dulu kita pernah bersahabat baik ya.. Ingat kita dulu sering jalan-jalan bersama. Mungkin karena satu dan lain hal di tahun 2000 atau apalah, kita menjadi tidak enakkan."

Lalu kita lanjutkan,

"Dan saat ini saya merasa tidak enak. Karena dulu kita bersahabat dengan
baik, sekarang kita jadi tidak pernah bicara atau berhubungan lagi. Alangah baiknya suatu saat kita bisa bertemu, berbicara bahkan berjalan-jalan lagi. Segini saja ya. Dag.. dag.." Telpon kita tutup.

Tips Menjalin Hubungan Retak

Panduan Melakukan Presentasi

Nilai Target